Saturday, September 23, 2017

Berdosakah Kita Bila Tidak Mengamalkan Hadits Shahih?


Pertanyaan :

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Bila ada hadits yang shahih dan telah disepakati keshahihannya oleh para ulama ahli hadits, tetapi hadits itu malah tidak kita amalkan, apakah kita jadi berdosa karena meninggalkan hadits yang shahih?

Wassalam.

Saturday, September 16, 2017

Al Madad Fil Masyhad : Sebut Namaku Dan Berjalanlah Di Atas Air


"Al Madad Fil Masyhad"
Karunia, pertolongan, dan keberkahan dari Allah berbanding lurus dengan cara pandang dan keyakinan kita"
=======
Tidak dipungkiri bahwa keagungan Nabi ﷺ melebihi segalanya, termasuk keagungan para Anbiya’ sebelumnya dan para Auliya' sesudahnya. Rasulullah ﷺ adalah batangnya (ashl ) sedang mereka semua adalah cabang-cabangnya (far’u).

"Wakulluhum min Rasulillahi multamisun, ghorfan minal bahhri au rashfan minad diyami."
Mereka semua meneguk secakup air dari lautan kemuliaan Rasulullah ﷺ. Atau mereka menyesap tetes-tetes air dari hujan kemuliaannya, ~ Al Bushiriy.

Tuesday, September 12, 2017

Kajian Spektakuler "Ngalap Berkah" Di Bulan Ramadhan

Kajian Ngalap Berkah Eps 01 - Habib Novel Al-Aydrus | 09 Juni 2017

Kajian Ngalap Berkah Eps 02 - Habib Novel Al-Aydrus | 10 Juni 2017

Monday, September 11, 2017

Hadits Nabi ﷺ Bisa Jadi Menyesatkan Jika…


Penyempitan Pengertian Dalil
“Haditsnya kan shahih, ya sudah ikut saja, ustadz.”

Pernyataan diatas bisa benar bisa salah. Benar; karena memang hampir semua ulama sejak zaman dahulu pasti menjunjung tinggi hadits Nabi . Salah; karena telah mempersempit pengertian dalil hanya pada shahih tidaknya hadits saja.

Hanya saja sayangnya pernyataan itu sekarang sering kita temui dari para awam agama, seolah ada model ushul fiqih baru; ushul fiqih cukup hadits shahih.

BOLEHKAH MENGAMALKAN HADITS DHOIF


Oleh : Habib Novel bin Muhammad Al-Aydrus
Pengasuh Majelis AR-RAUDHAH, SOLO

Akhir zaman ini kita sering membaca atau mendengar seseorang yang melarang Muslim lain untuk mengamalkan sebuah amal tertentu dengan alasan Haditsnya Dhoif (dhaif). Bagaimanakah sebenarnya hukum mengamalkan Hadits Dhoif?
Benarkah umat Islam dilarang untuk mengamalkan Hadits Dhoif?

Secara garis besar, Hadits dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu Hadits Shahih, Hasan dan Dhoif. Berdasarkan pengelompokan ini, maka semua ulama telah bersepakat bahwa Hadits Dhoif adalah Hadits, artinya ia juga ucapan, perbuatan atau pernyataan Nabi Muhammad ﷺ.

Dengan kata lain, Hadits Dhoif adalah Hadits [bukan ucapan yang dibuat-buat] serta dinisbatkan kepada Nabi ﷺ, BUKAN HADITS PALSU. Adapun Hadits PALSU di dalam ilmu Hadits disebut dengan nama Hadits MAUDHU’, BUKAN DHOIF.

Kumpulan Video Seputar Hadits Dhaif

Habib Muhammad bin Hesein al-Habsyi - Bolehkah Beramal dengan Hadits Dhaif?

Hadits Dhaif - Habib Novel bin Muhammad Al-Aydrus | Jumat 3 Juni 2016

Keutamaan Hadits Dhaif menurut Imam Ahmad - Habib Novel bin Muhammad Al-Aydrus

Imam Bukhari dan Kumpulan Hadits Dhaif - Habib Novel bin Muhammad Al-Aydrus

Keutamaan Hadits Dhaif menurut Imam Nawawi - Habib Novel bin Muhammad Al-Aydrus


Saturday, September 9, 2017

Dalil-Dalil Tradisi NU Seputar Kematian


Tradisi yang berlaku di masyarakat Nahdliyin sangatalah komplit dari berbagai macam aspek. Salah satunya tentang tradisi seputar kematian yang selalu dipertanyakan hujah atau dalil-dalil sebagai landasannya. Berikut beberapa tradisi seputar kematian seperti talqin mayit, menabur bunga, tahlilan, sedekah untuk mayit, baca Al Qur’an untuk mayit dan lain-lainnya beserta dalil-dalil landasan amaliyah tersebut :

Bolehkan Fanatik Pada Satu Madzhab ? - Buya Yahya Menjawab

Bolehkan Fanatik Pada Satu Madzhab ? - Buya Yahya Menjawab

Makna Perkataan Imam Syafi'i "Jika Hadits itu Shohih Adalah Madzhabku " - Buya Yahya Menjawab

Makna Perkataan Imam Syafi'i "Jika Hadits itu Shohih Adalah Madzhabku " - Buya Yahya Menjawab

Friday, September 8, 2017

TIDAK SEMUA BID’AH SESAT : PEMBAGIAN BID’AH MENURUT MASYAIKH SALAFY – WAHABI


Menurut wahabi bid'ah tidak boleh dibagi. Nabi  bersabda bahwa setiap bid'ah adalah sesat. Nabi yang maksum tidak membagi bid'ah. Namun ulama yang tidak maksum membagi bid'ah. Apakah anda akan memilih pembagian ulama yang tidak maksum dan meninggalkan sabda Nabi yang maksum?

Tentu saja saya akan memilih Nabi yang maksum. Sebagai pengikut Nabi yang haus akan ilmu pengetahuan nabawiyah saya mencoba mencari penjelasan lebih mengenai bid'ah. Dengan bermodalkan maktabah syamilah yang berisi 29.000 judul kitab, saya kira cukup untuk mencari refrensi yang membahas masalah ini.

Bid'ah Terbagi Menjadi 2 Bagian : Bid'ah Hasanah dan Bid'ah Qabihah


Dalam kitab “Tahdzibul Asma’ wal Lughah” karya Al-Hafizh Abu Zakaria Muhyiddin Yahya bin Syaraf an-Nawawi (Imam Nawawi) pada jilid 2 halaman 276, cetakan “Darul Kutub al-‘Ilmiyah”, Beirut – Libanon (lihat tulisan pada foto kedua !) dengan keterangan sebagai berikut :

Orang Tua Nabi Muhammad ﷺ Masuk Surga


Di dalam kitab “Kifayatul ‘Awam” karya Syeikh Ibrahim Al-Baujuri halaman 24-25, cetakan “Darul Kutub al-Islamiyyah”, Kalibata – Jakarta Selatan disebutkan bahwa orang tua Nabi Muhammad  masuk surga dengan keterangan sebagai berikut :

Artinya :
=====
Ahlul Fatrah adalah orang-orang yang tidak ada di zaman Rasul atau tidak ada Rasul yang diutus Allah kepada mereka. Mereka adalah golongan orang-orang yang selamat, meskipun mereka para penyembah berhala, karena udzur mereka. Allah ta’ala memberikan tempat-tempat khusus di surga, bukan surga karena amal mereka. Karena, tidak ada amal sama sekali bagi mereka. Inilah fakta masalah. Oleh karena itu, peliharalah fakta masalah ini!

Hukum Ziarah dan Tabarruk ke Makam Orang Shaleh dan Waliyullah


Kitab “Al-Bidayah wan Nihayah karya Al-Hafidz Ibnu Katsir cetakan Daar el-Fikr tahun 1978 Jilid 6 Juz 12 halaman 287.

# الخضر بن نصر #
===========

على بن نصر الأربلى الفقيه الِشافعي أول من درس بأربل فى سنة ثلاث و ثلاثين و خمسمائة , و كان فاضلا دينا , انتفع به الناس , و كان قد اشتغل على الكيا الهراسي و غيره ببغداد , و قدم دمشق فأرخه ابن عساكر فى هذه السنة , و ترجمه ابن خلكان فى الوفيات , و قال قبره يزار , و قد زرته غير مرة , و رأيت الناس ينتابون قبره و يتبركون به

Artinya :

“Ali bin Nasr al-Arbil, seorang ulama pakar fiqih Syafi’i adalah orang pertama yang mengajar di daerah Arbil pada tahun 533 H/1139 M. Beliau seorang yang mempunyai keistimewaan di bidang ilmu agama. Banyak orang mengambil manfa’at dengan keilmuan beliau. Beliau sibuk sekali di al-Harasyi dan lainnya di Baghdad. Beliau mendatangi Damsyiq (sekarang Damaskus – Syria). Kemudian Ibnu ‘Asakir menuliskan sejarah tentang beliau pada tahun itu juga, dan Ibnu Khulkan menterjemahkannya ke dalam kitab-kitab sejarah secara cermat. Dan dia berkata : Makam beliau suka diziarahi orang. Sesungguhnya aku (Imam Ibnu Katsir, pengarang kitab ini) pun sering menziarahinya. Aku melihat orang-orang meninggikan kuburannya dan mengambil berkah dengan menziarahinya (bukan menyembah dan meminta berkah kepada kuburan) pula.”

Wednesday, September 6, 2017

SHIGHOT SHOLAWAT YANG PALING SEMPURNA


Bacaan sholawat yang paling sempurna adalah sholawat Ibrohimiyah. Sholawat yang ma'tsur dari Rasululloh  haditsnya shohih dalam kitab shohihain.

PERINGKAT TOKOH AHLI FIQH


Seorang mufti harus mengetahui kedudukan ulama yang pendapatnya dijadikan fatwa, baik kedudukannya dalam kemampuan ilmu riwayah maupun dirayah. Mufti juga seharusnya mengetahui tingkatan ulama tersebut di kalangan para fuqaha, agar ia dapat membedakan di antara pendapat-pendapat yang bertentangan dan membuat tarjih dengan mengutamakan yang paling kuat.

1. MUJTAHID YANG BERIJTIHAD SENDIRI (MUJTAHID MUSTAQILL)

Mujtahid mustaqill ialah mujtahid yang mampu membuat kaidah untuk dirinya sendiri. Dia membina fiqh di atas kaidah-kaidah tersebut. Imam madzhab yang empat termasuk mujtahid kategori ini. Ibnu ‘Abidin menamakan thabaqah (tingkat) ini sebagai thabaqah Al-Mujtahidin dalam syara’.

Berdosakah Kita Bila Tidak Mengamalkan Hadits Shahih?

Pertanyaan : Assalamu ‘alaikum wr. wb. Bila ada hadits yang shahih dan telah disepakati keshahihannya oleh para ulama ahli hadits,...