Artinya :
=====
Ahlul Fatrah adalah orang-orang yang tidak ada di zaman Rasul atau tidak ada Rasul yang diutus Allah kepada mereka. Mereka adalah golongan orang-orang yang selamat, meskipun mereka para penyembah berhala, karena udzur mereka. Allah ta’ala memberikan tempat-tempat khusus di surga, bukan surga karena amal mereka. Karena, tidak ada amal sama sekali bagi mereka. Inilah fakta masalah. Oleh karena itu, peliharalah fakta masalah ini!
Peringatan :
=======
Jika anda sudah yakin bahwa Ahlul Fathrah (masa kevakuman atau kekosongan Rasul) itu termasuk orang-orang yang selamat (dari neraka) berdasarkan pendapat ulama yang kuat, maka anda harus yakin pula bahwa kedua orang tua Nabi Muhammad ﷺ adalah orang-orang yang selamat (dari neraka). Karena, mereka berdua termasuk Ahlul Fathrah (termasuk juga kakek, buyut Nabi ﷺ dan ke atasnya). Bahkan mereka berdua termasuk Ahlul Islam, karena Allah telah menghidupkan mereka berdua untuk Nabi Muhammad ﷺ sebagai pengagungan kepadanya. Kemudian, kedua orang tua Nabi ﷺ beriman kepadanya sesudah kebangkitannya menjadi seorang Rasul. Alangkah indahnya sya’ir yang dilantunkan oleh seorang ulama karena mengagungkan beliau :
حبا الله النبي مزيد فضل ### على فضل و كان به رؤوفا
فأحيا أمه و كذا أبوه ### لايمان به فضلا منيفا
فسلم فالقديم بذا قدير ### و ان كان الحديث به ضعيفا
Artinya:
=====
“Allah memberikan anugerah kepada Nabi ﷺ dengan tambahan anugerah di atas anugerah. Dia Maha Penyayang terhadap Nabi-Nya.
Kemudian, Dia menghidupkan ibunya, begitupula bapaknya untuk beriman kepadanya karena anugerah yang agung.
Maka, hendaklah kau taslim (terima)! Karena, Dzat Yang Maha Qadim (Maha Dahulu) adalah Dzat Yang Maha Kuasa atas itu, meskipun hadits itu kedudukannya lemah (bukan hadits palsu) dengannya.”
Hadits ini berdasarkan pada sebuah keterangan yang diriwayatkan dari Urwah dari Aisyah bahwa Rasulullah ﷺ memohon kepada Tuhan-Nya agar Dia menghidupkan kembali kedua orang tuanya. Maka Allah pun menghidupkan kembali kedua orang tua beliau. Selanjutnya, keduanya beriman kepada Nabi Muhammad ﷺ. Kemudian, Allah mematikan kembali keduanya.
Berkata Suhaili, “Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, bisa saja Allah mengkhususkan Nabi-Nya dengan apa-apa yang Dia kehendaki dari sebab karunia-Nya dan memberi nikmat kepada Nabi-Nya dengan apa-apa yang dia kehendaki dari sebab kemuliaan-Nya.”
Mudah-mudahan hadits ini shohih menurut sebagian ulama ahli hakekat, sebagaimana diterangkan oleh sebagian pendapat ulama Ahlussunnah wal Jama’ah di dalam lantunan sya’ir mereka :
أيقنت أن أبا النبي و أمه ### أحياهما الرب الكريم الباري
حتى له شهدا بصدق رسالة ### صدق فتلك كرامة المختار
هذا الحديث و من يقول بضعفه ### فهو الضعيف عن الحقيقة عارى
Artinya:
=====
“Aku meyakinkan bahwa bapak Nabi ﷺ dan ibunya telah dihidupkan kembali oleh Tuhan Yang Maha Mulia lagi Maha Pencipta.
Sehingga mereka berdua bersaksi atas kebenaran risalah yang dibawanya. Hendaklah engkau membenarkan ! Maka, itulah kemulian Nabi pilihan-Nya.
Pahamilah hadits ini! Dan, barangsiapa berkata bahwa hadits ini dho’if, maka orang tersebut adalah orang yang lemah dan kosong dari hakekat.”
{إِنَّ ٱلَّذِينَ يُؤْذُونَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ لَعَنَهُمُ ٱللَّهُ فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلأخِرَةِ وَأَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا مُّهِينًا}
=====
“Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah akan melaknat mereka di dunia dan akherat dan menyiapkan bagi mereka itu adzab yang menghinakan.”
(QS. Al-Ahzab : 57)
Dan tidak ada perbuatan yang lebih besar dibandingkan dengan perkataan bahwa bapak Nabi berada di dalam neraka. Betapa tidak! Sedangkan Ibnu Munzir dan yang lainnya telah meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa beliau berkata, “Engkau anak dari kayu bakar api neraka’, maka berdirilah Rasulullah ﷺ dalam keadaan marah, kemudian beliau berkata :
ما بال أقوام يؤذونني فى قرابتي و من أذاني فقد أذى الله
=====
“Bagaimanapun itu keadaan kaum yang menyakiti aku dalam kerabatku. Dan, barangsiapa menyakiti aku, maka sesungguhnya dia telah menyakiti Allah.”
Dalam masalah ini Imam Jalaluddin as-Suyuthi telah menyusun beberapa karangan yang berkaitan dengan selamatnya kedua orangtua Nabi Muhammad ﷺ (dari neraka). Semoga Allah membalas kebaikan beliau!!!
Begitupula di dalam kitab “At-Tajul Jami’ lil Ushul fii Ahaditsir Rasul “(التاج الجامع للأصول في أحاديث الرسول)” karya Syeikh Manshur Ali Nashif diterangkan (lihat foto yang ada tulisannya) pada jilid 1 halaman 382, yang artinya sebagai berikut :
NABI ﷺ BERZIARAH KE MAKAM IBUNYA
=============================
“Dari Abu Hurairah beliau berkata :
Nabi ﷺ berziarah ke makam ibunya dan beliau menangis. Begitupula orang-orang yang berada di sekitarnya pada menangis. Kemudian, beliau berkata, “Aku meminta izin kepada Tuhanku supaya aku bisa memintakan ampunan untuknya. Namun aku tidak di-izinkan oleh-Nya. Terus aku meminta izin kepada-Nya supaya aku bisa menziarahinya. Kemudian, Dia meng-izinkan aku untuk menziarahi ibuku. Berziarahlah ke makam-makam!! Karena, berziarah itu dapat mengingatkan mati.”
(Hadits riwayat Imam Muslim, Abu Dawud, dan Nasa’i)
Maksud hadits tersebut di atas sebagai berikut :
Ketika Nabi Muhammad ﷺ menziarahi ibunya yang bernama Sayyidah Aminah binti Wahab, beliau menangis karena ibunya tidak beragama Islam dan tidak mendapat kesenangan di dalamnya, dan Allah tidak meng-izinkan Nabi ﷺ memintakan ampunan untuk ibunya. Karena, permintaan ampunan itu syaratnya harus beragama Islam. Sedangkan ibunda Nabi ﷺ wafat dalam keadaan menganut agama kaumnya sebelum beliau diangkat jadi Rasul. Hal ini bukan berarti ibunda Nabi ﷺ tidak masuk surga, karena ibunda Nabi ﷺ itu termasuk ahli fatrah (masa kekosongan atau vakum antara dua kenabian).
Menurut ulama jumhur bahwa ahli fatrah itu adalah orang-orang yang selamat (orang-orang yang selamat dari api neraka dan mereka tetap dimasukkan ke dalam surga). Firman Allah swt dalam surat Al-Isra ayat 15 :
وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّىٰ نَبۡعَثَ رَسُولاً۬
Artinya : “Dan Kami tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul.”
Bahkan berlaku dan absah menurut ahli mukasyafah bahwa Allah ta’ala menghidupkan kembali kedua orangtua Nabi ﷺ setelah beliau diangkat jadi Rasul. Kemudian, mereka beriman kepada Nabi ﷺ. Oleh karena itu, sudah pasti mereka termasuk ahli surga.
۰۞۰ ۰۞۰ ۰۞۰ ۰۞۰ ۰۞۰
۰۞۰ ۰۞۰ ۰۞۰ ۰۞۰ ۰۞۰
۰۞۰ ۰۞۰ ۰۞۰ ۰۞۰ ۰۞۰
No comments:
Post a Comment