Wednesday, September 6, 2017

SHIGHOT SHOLAWAT YANG PALING SEMPURNA


Bacaan sholawat yang paling sempurna adalah sholawat Ibrohimiyah. Sholawat yang ma'tsur dari Rasululloh  haditsnya shohih dalam kitab shohihain.

- Kitab Afdholus Sholawat 'Ala Sayyidis Saadaat

الصلاة الأولى الإبراهيمية

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ
فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

هذه الصلاة هي أكمل صيغ الصلوات على النبي صلى الله عليه وسلم المأثورة وغيرها ولذلك خصوا بها الصلاة للاتفاق على صحة حديثها فقد رواه مالك في الموطأ والبخاري ومسلم في صحيحهما وأبو داود والترمذي والنسائي. وقال الحافظ العراقي والحافظ السخاوي أنه متفق عليه ذكر ذلك الشيخ في شرح دلائل الخيرات وغيره وقد ورد في ألفاظها روايات هذه إحداها وهي رواية الإمام البيهقي وجماعة كما في شرح الدلائل للفاسي. وقال الشيخ أحمد الصاوي روى البخاري في كتبه أنه صلى الله عليه وسلم قال: مَنْ قَالَ هَذِهِ الصَّلاَةَ شَهِدْتُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِالشَّهَادَةِ وَشَفَعْتُ لَهُ. وهو حديث حسن ورجاله رجال الصحيح. وذكر بعضهم أن قراءتها ألف مرة توجب رؤية النبي صلى الله عليه وسلم ا.ه.
وهي في الحديث بدون لفظ السيادة قال الإمام الشمس الرملي في شرح المنهاج الأفضل الإتيان بلفظ السيادة لأن فيه الإتيان بما أمرنا به وزيادة الأخبار بالواقع الذي هو الأدب فهو أفضل من تركه. وأما حديث لا تسيدوني في الصلاة فباطل لا أصل له. كما قاله بعض متأخري الحفاظ. وقال الإمام أحمد بن حجر في الجوهر المنظم وزيادة سيدنا قبل محمد لا بأس به بل هي الأدب في حقه صلى الله عليه وسلم ولو في الصلاة أي الفريضة ا.ه.

وقال العلامة القسطلاني في المواهب:
{وقد استدل العلماء بتعليمه صلى الله عليه وسلم لأصحابه هذه الكيفية بعد سؤالهم عنها أنها أفضل كيفيات الصلاة عليه صلى الله عليه وسلم لأنه لا يختار لنفسه إلا الأشرف الأفضل ويترتب على ذلك أنه لو حلف أن يصلي على النبي صلى الله عليه وسلم أفضل الصلاة فطريق البرّ أن يأتي بذلك هكذا صوبه النووي في الروضة

Sholawat Ibrohimiyyah merupakan bentuk kalimat sholawat kepada Nabi Muhammad  yang paling sempurna dari sholawar yang ma'tsur dan yang tidak ma'tsur. Dan karena itulah para ulama' mengistimewakan sholawat ini untuk sholat karena sepakatnya para ulama' tentang hukum shohihnya hadits yang meriwatkan sholawat ini. Hadits ini telah diriwayatkan oleh Imam Malik dalam kitab Al-Muwatho', Imam Bukhori dan Imam Muslim dalam kitab shohih mereka, Imam Abu Dawud, Imam At-Tirmidziy, dan Imam An-Nasaiy dalam kitab sunan mereka.

Al-Hafidh Al-Iroqiy dan Al-Hafidh As-Sakhowiy berkata : Sesungguhnya hadits ini mutaffaq 'alaih (disepakati keshohihannya). Asy-Syaikh menyebutkannya dalam kitab Syarh Dalailul Khoirot dan yang lain.
Dan sungguh telah datang beberapa lafadh dan ini adalah salah satunya yaitu riwayat Imam Al-Baihaqiy dan sekelompok ulama' sebagaimana keterangan dalam kitab Syarhud Dalail karangan Imam Al-Fasiy.

Syaikh Ash-Showiy berkata : Imam Al-Bukhoriy meriwayatkan dalam kitabnya, bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad  bersabda : Barangsiapa mengucapkan dengan menggunakan sholawat ini maka Aku bersaksi baginya di hari kiamat dengan persaksian dan Aku mensyafaatinya.
Ini adalah hadits yang derajatnya hasan dan para perowinya shohih.

Dan sebagian ulama' menyebutkan membaca sholawat ini 1000 kali, maka akan menetapkan bisa melihat Nabi .

Sholawat Ibrohimiyah ini dalam redaksi hadits tanpa menggunakan lafadh siyadah (sayidi/sayidina). Imam Asy-Syamsu Ar-Romli berkata dalam kitab syarh minhaj :
"Yang lebih utama adalah dengan menggunakan lafadh siyadah karena hal itu berarti melakukan apa yang diperintahkan kepada kita dan menambah keterangan dengan hal yang terjadi yaitu tata krama dan ini lebih utama daripada meninggalkan/tidak menggunakan lafadh siyadah.
Adapun tentang hadits yang berbunyi :

لا تسيدوني في الصلاة

Merupakan hadits yang bathil yang tidak ada dasarnya.
Sebagaimana perkataan para ulama' mutaakhirin khufadh (yang hafal ribuan hadits)."

Imam Ibnu Hajar dalam kitab Al-Jauhar Al-Munadhdhom berkata : "Menambah lafadh sayyidina sebelum Muhammad itu tidak apa-apa bahkan merupakan bentuk tata krama/sopan santun pada hak Nabi Muhammad  meskipun di dalam sholat yakni yang wajib."

Al-Allamah Al-Qistholaniy dalam kitab Al-Mawahib berkata :
"Para ulama' mengambil kesimpulan dengan pengajaran Nabi Muhammad  kepada para sahabat terhadap cara ini setelah pertanyaan mereka tentang sholawat. Bahwa sesungguhnya sholawat ini merupakan paling utamanya tata cara sholawat atas Nabi Muhammad  karena Nabi  tidak memilih untuk diri sendiri kecuali hal yang paling mulia dan lebih utama. Berdasarkan hal ini, jika seseorang bersumpah untuk bersholawat kepada Nabi Muhammad  dengan sholawat yang paling utama, maka cara yang bagus adalah dengan membaca sholawat ini. Begitulah yang dibenarkan oleh Imam An-Nawawiy dalam kitab Ar-Roudloh."

Wallahu A’lamu Bish-showaab

[Terjemah oleh : Dik Ibnu Al Ihsany Rinduku]

۰۞۰ ۰۞۰ ۰۞۰ ۰۞۰ ۰۞۰


۰۞۰ ۰۞۰ ۰۞۰ ۰۞۰ ۰۞۰

No comments:

Post a Comment

Berdosakah Kita Bila Tidak Mengamalkan Hadits Shahih?

Pertanyaan : Assalamu ‘alaikum wr. wb. Bila ada hadits yang shahih dan telah disepakati keshahihannya oleh para ulama ahli hadits,...