Tuesday, March 21, 2017

Peristiwa 6 Syawal 8H : Perang Hunain


Ucapan Rasulullah ﷺ Yang Menyebabkan Golongan Anshar Menangis - Sheikh Dr. Ramadhan Al-Buthy

Dipetik Dari Sirah Nabawiyah karangan Al-Allamah As-Syeikh Muhammad Sa`id Ramadhan Al-Buthy.

۰۞۰ ۰۞۰ ۰۞۰ ۰۞۰ ۰۞۰

Kepada para mualaf penduduk Makkah yang baru masuk Islam Rasulullah ﷺ memberikan ghanimah dan sejumlah pemberian untuk mengikat hati mereka kepada Islam. Tetapi ada sebagian kaum Anshar yang merasa keberatan atas tindakan ini, mereka berkata, "Semoga ALLAH mengampuni Rasul-NYA, Baginda ﷺ memberikan Quraisy dan membiarkan kita padahal pedang-pedang kita masih menitiskan darah."

Setelah mendengar berita tersebut, Rasulullah ﷺ kemudian memerintahkan agar orang-orang Anshar dikumpulkan di suatu tempat khusus. Setelah mereka berkumpul, Rasulullah ﷺ berdiri di hadapan mereka menyampaikan khutbah khususnya :

"Wahai kaum Anshar, aku telah mendengar perkataan kalian! Bukankah ketika aku datang kalian masih dalam keadaan tersesat kemudian ALLAH memberikan hidayah kepada kalian dengan perantaraan aku? Bukankah ketika itu kalian masih bermusuhan kemudian ALLAH mempersatukan hati kalian dengan perantaraanku? Bukankah ketika itu kalian masih hidup menderita kemudian ALLAH membuat kalian merasa cukup dengan perantaraanku?"

Setiap kali Rasulullah ﷺ bertanya, mereka menjawab, "Benar! ALLAH dan Rasul-NYA lebih pemurah dan utama."

Selanjutnya Nabi ﷺ bertanya, "Hai kaum Anshar, kenapa kalian tidak menjawab?"

"Apa yang hendak kami katakan wahai Rasulullah ﷺ? Dan bagaimanakah kami harus menjawab? Kemuliaan bagi ALLAH dan Rasul-NYA", sahut mereka.

Nabi ﷺ melanjutkan, "Demi ALLAH, jika kalian mau, tentu kalian dapat mengatakan yang sebenarnya :
Anda datang kepada kami sebagai orang yang didustakan, kemudian kami benarkan. Anda datang sebagai orang yang dihinakan kemudian kami bela. Anda datang sebagai orang yang diusir kemudian kami lindungi. Anda datang sebagai orang yang menderita kemudian kami santuni."

Mereka menyahut dengan menjerit diselingi isak tangis, "Kemuliaan itu bagi ALLAH dan Rasul-NYA."

Rasulullah ﷺ meneruskan, "Wahai kaum Anshar, apakah kalian merasa marah karena tidak menerima sampah kemewahan dunia yang tiada artinya? Dengan sampah itu aku hendak menjinakkan suatu kaum yang baru saja memeluk Islam, sedangkan kalian telah lama Islam. Hai kaum Anshar, apakah kalian tidak puas melihat orang lain pulang membawa kambing dan unta, sedangkan kalian pulang membawa Rasulullah?

Demi ALLAH, apa yang kalian bawa pulang itu lebih baik daripada apa yang mereka bawa. Demi ALLAH yang nyawa Muhammad berada di tangan-NYA, kalau bukan karena hijrah niscaya aku menjadi salah seorang dari Anshar. Seandainya orang lain berjalan di lereng gunung yang lain, aku pasti turut berjalan di lereng gunung yang ditempuh kaum Anshar. Sesungguhnya kalian akan menghadapi ujian sepeninggalku, maka bersabarlah hingga kalian berjumpa denganku di telaga (surga). Ya ALLAH limpahkanlah rahmat-MU kepada kaum Anshar, kepada anak-anak kaum Anshar, dan kepada cucu kaum Anshar."

Mendengar ucapan Nabi ﷺ tersebut, kaum Anshar menangis sehingga janggut mereka dibasahi air mata. Kemudian mereka menjawab, "Kami rela mendapatkan ALLAH dan Rasul-NYA sebagai bagian dan kepunyaan kami."

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

۰۞۰ ۰۞۰ ۰۞۰ ۰۞۰ ۰۞۰

No comments:

Post a Comment

Berdosakah Kita Bila Tidak Mengamalkan Hadits Shahih?

Pertanyaan : Assalamu ‘alaikum wr. wb. Bila ada hadits yang shahih dan telah disepakati keshahihannya oleh para ulama ahli hadits,...