Saturday, March 25, 2017

Asy'ariyyah


Siapakah Sebenarnya Asy'ariyyah?

Berawal dari pertanyaan yang tak terjawab dari member Piss-Ktb tentang kenapa dan mengapa harus mengikuti ASY'ARIYYAH, siapakah sebenarnya ASY'ARIYYAH??? 
Berikut saya coba buat catatan khusus yg semoga bisa menjawab pertanyaan tersebut.

Al-Hafizh Muhammad Murtado al-Zabidi seorang daripada ulama hadits yang terkemuka menyebutkan dalam Ithafus-Sadatil-Muttaqin Syarh Ihya’ Ulumid-Din, di fasal kedua (Darul-Fikr, Beirut, jilid. 2, hlm. 6) :

إذا اطلق أهل السنة والجماعة فالمراد بهم الأشاعرة والماتريدية . اهـ

Artinya : "Sekiranya disebut Ahlis-Sunnah wal-Jama'ah maka yang dimaksudkan dengan golongan tersebut adalah kelompok al-Asy'ariyyah dan al-Maturidiyyah."
Banyak orang yang tidak mengerti apa sebenarnya madzhab Asy'ariyyah, siapa mereka dan bagaimana metode pemikiran mereka dalam akidah, hingga madzhab Asy'ariyyah tersebut dilabeli madzhab sesat serta keluar dari agama. Lebih ekstrim lagi, ada sebagian kalangan yang tanpa ragu-ragu menilai pengikut madzhab Asy'ariyyah adalah kufur.

Ternyata jahil mengenai madzhab Asy'ariyyah menjadikan pangkal kehancuran dan perpecahan di tubuh Ahlussunnah wa al-Jama'ah. Bahkan ada yang mendudukkan pengikut Asy'ariyyah di sejajarkan dengan golongan yang sesat. Kami sungguh tidak tahu argumen mereka, bagaimana mungkin ahli iman dan termasuk golongan Ahlussunnah di sejajarkan dengan kelompok sesat? Na'udzubillah.

Dalam kitab al-Ghuluw, makalah Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki hal. 23, dalam dialog nasional ke-2 di Makkah al-Mukarramah, di sebutkan bahwa tindakan anarkis dari sebuah kelompok yang selalu menyeru berjihad ternyata melakukan pembakaran kitab-kitab dan mausu'ah ilmiyyah (ensiklopedi) termasuk diantaranya adalah kitab Fath al-Bari syarah Shahih al-Bukhari karya al-Hafizh Ibnu Hajar hanya gara-gara beliau di tuduh bermadzhab Asy'ari serta mengikuti jejak Asy'ariyyah dalam mentafsiri hadits-hadits sifat yang terdapat dalam Shahih al-Bukhari.

Siapakah Asy'ariyyah sesungguhnya? 
Asy'ariyyah adalah kelompok ulama-ulama Islam yang terdiri dari ahli hadits, ahli fiqh dan ahli tafsir seperti :
  1. Al-Hafizh Abu Hasan ad-Daraquthni
  2. Al-Hafizh Abu Nu'aim al-Ashbahani, penulis Hilyah al-Auliya'
  3. Al-Hafizh al-Hakim an-Nasaiburi, penulis al-Mustadrak
  4. Al-Hafizh Ibni Hibban
  5. Al-Hafizh al-Baihaqi
  6. Al-Khathib al-Baghdadi
  7. Al-Hafizh as-Sakhawi
  8. Syaikh al-Islam Ibnu Shalah
  9. Syaikh Ibnu Daqiq al-Id
  10. Al-Hafizh Ibnu Abi Jamrah al-Andalusi
  11. Al-Hafizh al-Mundziri, penulis at-Targhib wa at-Tarhib
  12. Syah Waliyullah ad-Dihlawi, penulis kitab Hujjah Allah al-Balighah
  13. Al-Hafizh al-Munawi, penulis kitab Faidh al-Qadir
  14. Qadhi Iyadh, penulis asy-Syifa' bi Ta'rifi Huquq al-Mushthafa
  15. Syaikh Ibni Khaldun, penulis al-Muqaddimah
  16. Abu Ishaq al-Isfirayini
  17. Imam Abu Bakar al-Baqillani
  18. Sa'duddin at-Taftazani, penulis kitab Syarah al-Maqashid
  19. Sulthan al-Ulama, Izziddin bin Abdissalam
  20. Imam Ibnu Asakir
  21. Imam as-Sirazi
  22. Al-Hafizh al-Kirmani, penulis Syarah Shahih al-Bukhari
  23. Ibnu Hajar al-Asqalani (seorang ahli hadits yang tanpa disangsikan lagi bahwa pengarang kitab Fath al-Bari syarah Shahih al-Bukhari tersebut adalah bermadzhab Asy'ari dan kitabnya tersebut adalah kitab yang tidak bisa ditinggalkan ulama).
  24. Imam an-Nawawi (guru besar Ahlussunnah dan pengarang kitab Syarah Shahih Muslim).
  25. Imam al-Qurthubi (guru besar tafsir dan pengarang kitab tafsir al-Jami' li Ahkam al-Qur'an)
  26. Imam al-Hafizh al-Mufassir Ibnu Katsir
  27. Imam Mufassir Fakhruddin ar-Razi
  28. Imam al-Hafizh al-Baghawi, penulis kitab Syarah as-Sunnah
  29. Imam az-Zarkasyi
  30. Imam Mufassir Abu Laits as-Samarqandi
  31. Imam Mufassir Ibnu Athiyyah al-Andalusi
  32. Imam Mufassir Abul Hasan an-Naisaburi
  33. Ibnu Hajar al-Haitami (pengarang kitab az-Zawajir dan lain-lain)
  34. Zakariyya al-Anshari (guru besar fiqh dan hadits)
  35. Abu Bakar al-Baqillani
  36. Al-Qusthalani (penulis Irsyad as-Sari Syarah Shaih al-Bukhari)
  37. An-Nasafi (ahli tafsi dan penulis tafsir an-Nasafi)
  38. Imam asy-Syirbini
  39. Abu Hayyan an-Nahwi
  40. Imam al-Juwaini
  41. Imam al-Haramain
  42. Imam al-Ghazali
  43. Imam al-Qarafi, murid Izziddin bin Abdissalam
  44. Imam az-Zabidi, pengarang kitab Ittihaf as-Sadah al-Muttaqin
  45. Imam as-Sathibi (ulama' qira'at)
  46. Imam Dhiya'uddin al-Maqdisi
  47. Imam Ibnu Hajib
  48. Imam Ibnu Abidin
  49. Imam al-Qari' Ibnu Jazri
  50. Imam al-Hafizh Ahmad Ash-Shiddiq al-Ghumari
  51. Imam al-Bajuri, penulis kitab al-Bajuri Ibni Qasim
  52. Al-Habib al-Quthb Abdullah bin Alawi al-Haddad.
  53. Imam ar-Rafi'i asy-Syafi'i
  54. Syaikh Yasin bin Isa al-Fadani al-Makki
  55. Syaikh Yusuf an-Nabhani
  56. Syaikh Mutawalli asy-Sya'rawi (Mesir)
  57. Sayyid Ahmad Zaini Dahlan, Mufti Mekkah
  58. Sayyid Abbas al-Maliki
  59. Sulthan Shalahuddin al-Ayyubi (Dinasti Abbasiyyah)
  60. Sulthan Muhammad al-Fatih
  61. Dan lain-lain.
Izzuddin bin Abdissalam mengatakan bahwa sesungguhnya akidah madzhab Asy'ari telah disepakati oleh seluruh ulama Syafi'iyyah, Malikiyyah, Hanafiyyah dan para petinggi ulama Hanbilah. Di antaranya adalah guru besar madzhab Malik yang hidup sezaman dengan Imam Asy'ari, yaitu Syaikh Abu Amr bin Hajib dan guru besar madzhab Hanafi, Jamaluddin al-Hushairi.

Imam al-Khayali mengatakan dalam Hasyiyah Syarah al-Aqaid bahwa madzhab Asy'ariyyah adalah Ahlussunnah wa al-Jama'ah. (Ittihaf as-Sadah, juz 2, hlm. 7)

Bahkan Ibnu Taimiyyah dalam al-Fatawi (IV/16) mengatakan tentang madzhab Asy'ariyyah : "Adapun para ulama yang melaknat Imam-Imam Asy'ariyyah, maka sesungguhnya siapa yang melaknat mereka, maka harus di ta'zir (di beri hukuman) dan laknat tersebut kembali kepada pelaknatnya. Siapa yang melaknat seseorang yang tidak berhak di laknat, maka laknat akan mengenai dirinya sendiri. Ulama adalah penolong ilmu-ilmu agama dan Asy'ariyyah adalah penolong dasar-dasar agama (ushul ad-din)."

Fatwa Ibnu Taimiyyah tersebut di sebutkan dan di tulis Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki dalam makalah dialognya, namun mendapat sanggahan dari Dr. Yusuf al-Ghanifaish (tercatat dalam makalah, hal. 57), dikatakan bahwa, "Yang disebutkan oleh Dr. Muhammad al-Maliki, sebenarnya bukan perkataan Syaikh Islam Ibnu Taimiyyah, akan tetapi perkataan Abu Muhammad al-Juwaini sebagaimana di sebutkan oleh Syaikh Ibnu Taimiyyah di dua halaman sebelumnya." Kemudian Sayyid Muhammad mengucapkan terima kasih dan memberikan tanggapan bahwa Syaikh Ibnu Taimiyyah sependapat dengan fatwa Abu Muhammad al-Juwaini. (Lihat al-Ghuluw, hlm 60.)

Dari itu semua, jika pengikut madzhab Asy'ariyyah di anggap sebagai orang sesat, maka berapa ribu ulama Asy'ariyyah dan berapa juta muslimin yang menjadi korban penyesatan dan pengkufuran? Lalu kenapa, mereka selalu mengutip pendapat Ibnu Hajar al-Asqalani, Ibnu Katsir, al-Qurthubi, ar-Razi, Ibnu Hibban dan lain-lain, yang padahal mereka semua dianggp sesat?

۰۞۰ ۰۞۰ ۰۞۰ ۰۞۰ ۰۞۰


۰۞۰ ۰۞۰ ۰۞۰ ۰۞۰ ۰۞۰

No comments:

Post a Comment

Berdosakah Kita Bila Tidak Mengamalkan Hadits Shahih?

Pertanyaan : Assalamu ‘alaikum wr. wb. Bila ada hadits yang shahih dan telah disepakati keshahihannya oleh para ulama ahli hadits,...